Saturday, April 6, 2013 | |

LAPORAN ANFISMAN (SISTEM PENCERNAAN)

A.  PENGANTAR

System pencernaan makanan berhubungan dengan penerimaan makanan dan prosesnya sehingga zat makanan siap memasuki proses metabolisme didalam sel tubuh. Selama dalam proses pencernaaan makanan dihancurkan menjadi zat – zat sederhana dan dapat diserap oleh usus halus, kemudian digunakan oleh sel tubuh.
            Saluran pencernaan makanan merupakan saluran yang menerima makanan dari luar dan mempersiapkannya untuk diserap oleh tubuh dengan jalan proses pencernaan ( pengunyahan, penelanan dan pencampuran) dengan enzim dan zat cair yang terbentang mulai dari mulut (oris) sampai anus.
            Saluran pencernaan adalah suatu pipa berongga yang berjalan dari rongga mulut dampai dubur, dengan modifikasi pada berbagai bagiannya tetapi dalam keseluruhannya terdiri dari 4 selaput atau lapisan : mukosa, sub mukosa, muskularis dan adventisia atau serosa.

B. SUSUNAN SALURAN PENCERNAAN

            Adapun susunan saluran pencernaan makanan terdiri dari :
  1. Oris (mulut)
  2. Faring (Tekak)
  3. Esophagus ( Kerongkongan )
  4. Ventrikulus (lambung )
  5. Intestinum minor ( usus halus ):
1. Duodenum (usus 12 jari)
2. Yeyenum
3. Ileum
  1. Intestium mayor (usus besar) :
1. Seikum
2. Kolon asendens
3. Kolon transfersum
4. Kolon Desendens
5. Kolon sigmoid
  1. Rektum
  2. Anus

C. ALAT – ALAT PENGHASIL GETAH CERNA
      Adapun alat – alat penghasil getah cerna pada system pencernaan makanan adalah sebagai berikut :
1.      Kelenjar ludah :
a.  Kelenjar (glandula ) parolis.
b.  Kelenjar (glandula) submaksilaris.
c.  Kelenjar (glandula) sublingualis.
2.      Kelenjar getah lambung.
3.      Kelenjar hati
4.      Kelenjar pancreas.
5.      Kelenjar getah usus.
D. STRUKTUR PENCERNAAN 
Sistem pencernaan makanan terbagi atas rongga mulut, tekak, kerongkongan, lambung, usus halus, dan usus besar. Selain itu ada beberapa kelenjar besar yang memasukkan getahnya ke dalam usus, yaitu hati dan kelenjar ludah perut.
Sistem pencernaan (mulai dari mulut sampai anus) berfungsi sebagai berikut:
  • menerima makanan
  • memecah makanan menjadi zat-zat gizi (suatu proses yang disebut pencernaan)
  • menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
  • membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna dari tubuh.
Untuk lebih jelasnya organ – organ pencernaan manusia dapat dilihat pada gambar dibawah ini :


Adapun struktur dari masing – masing organ pencernaan manusia adalah sebagai berikut :

 a.  MULUT
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri atas dua bagian yaitu :
1.      Bagian luar yang sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
2.      bagian rongga mulut/ bagian dalam yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang maklaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan faring.
Dibawah ini adalah gambar mulut dan bagian- bagiannya :

Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lender, selaput lender ini ditutupi epithelium yang berlapis – lapis, dibawahnya terletak kelenjar – kelenjar halus yang mengeluarkan lender, selaput ini kaya akan pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris.
            Bibir. Disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi oleh selapu lender (mikosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir.
            Levator anguli oris mengangkat dan depressor anguli oris menekan ujung mulut.
1. Palatum, terdiri atas 2 bagian yaitu :
a.       Palatum durum (palatum keras) yang tersusun atas tajuk – tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih kebelakang terdiri dari dua tulang palatum.
b.      Palatum mole (palatum lunak) terletak dibelakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak, terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Gerakannya dikendalikan oleh ototnya sendiri, disebelah kanan dan kiri dari tiang fauses terdapat saluran lendir menembus ketosil.
2. Pipi. Dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papila, otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
Didalam rongga mulut terdapat :
1. Gigi
Tanpa adanya gigi, manusia akan sulit memakan makanan yang dimakannya. Menurut tugasnya, gigi termasuk dari sistem pencernaan. Gigi tumbuh di dalam lesung pada rahang dan memiliki jaringan seperti pada tulang, tetapi gigi bukanlah bagian dari kerangka. Menurut perkembangannya, gigi lebih banyak persamaannya dengan kulit daripada dengan tulang
o        Jenis gigi
Manusia memiliki empat jenis gigi untuk berbagi tugas mengunyah makanan, yaitu :
·        Gigi seri :
berbentuk pipih dan tajam untuk mengiris makanan.
·        Gigi taring :
ujungnya yang runcing untuk mencabik dan menyobek makanan.
·        Gigi pramolar (geraham depan):
bentuknya berlekuk-lekuk untuk mengiris dan melembutkan makanan.
·        Gigi molar (geraham belakang):
bentuknya berlekuk-lekuk untuk melembutkan makanan.
       
 o       Susunan gigi
·         Mahkota : menonjol dari rahang
·         Akar : tertanam dalam rahang
·         Leher : antara mahkota dan akar
·         Email : melapisi mahkota, merupakan zat terkeras di dalam tubuh
·         Dentin: lekukan utama pada ujung gigi, menyerupai tulang
·         Sementum : lapisan yang keras di sekeliling akar
·         Pulp : jaringan lembut berisi saraf dan pembuluh darah
o       Gigi sementara
Jenis ini juga disebut Gigi Susu. Susunannya yang lengkap terdiri dari 20 buah gigi:
- Delapan gigi seri
- Empat gigi taring
- Delapan geraham belakang
Gigi-gigi ini mulai muncul pada usia 6 sampai 30 bulan. Biasanya pada usia 7 sampai 12 tahun gigi-gigi tersebut tanggal (copot) dan digantikan dengan susunan yang tetap.
o       Gigi tetap
Susunan gigi tetap pada orang dewasa berjumlah 32 buah:
- Delapan gigi seri
- Empat gigi taring
- Delapan geraham depan
- Dua belas geraham belakang
Gigi yang pertama muncul adalah gigi molar pertama pada usia 6-7 tahun. Yang terakhir tumbuh ialah gigi molar ketiga, pada usia 17-25 tahun.

2. Lidah
            Lidah membentuk lantai dari rongga mulut. Bagian belakang otot – otot lidah melekat pada tulang hyoid. Lidah mengandung dua jenis otot yaitu :
a. Otot ektrinsik yang berorigo diluar lidah, inseri dilidah.
b. Otot intrinsik yang berorigo dan inseri didalam lidah.
Otot – otot ekstrinsik lidah berasal dari rahang bawah (M. Mandibularis, os Hoioid dan prosesus stiloid) menyebar kedalam lidah membentuk anyaman bergabung dengan otot intrinsic yang terdapat pada lidah. M. Genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai ke radiks lingua.
Lidah berfungsi untuk mengaduk aduk bahan makanan dalam rongga mulut, membantu menelan makanan, sebagai indera pengecap rasa, juga sebagai alat bantu bersuara. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung.
Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau. Untuk lebih jelasnya mengenai letak pengecapan rasa pada lidah dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
keterangan :
                        1 : pahit                        3  : asin
                        2 : asam                        4  : manis

            Lidah terdiri dari otot serat lintang dan dilapisi oleh selaput lendir, kerja otot lidah ini dapat digerakkan keseluruh arah.
Lidah dibagi atas 3 bagian :
a. Radiks lingua = pangkal lidah
b. Dorsum lingua = Punggung lidah
c. Apeks lingua = ujung lidah
            Pada pangkal lidah yang belakang terdapat epiglotis yang berfungsi untuk menutup jalan napas pada waktu kita menelan makanan, supaya makanan jangan masuk kejalan napas.
            Punggung lidah (dorsum lingua) terdapat puting – puting pengecap atau ujung saraf pengecap.
            Frenulum lingua merupakan selaput lendir yang terdapat pada bagian bawah kira – kira ditengah – tengah jika lidah digerakkan keatas nampak selaput lendir. Flika sublingual terdapat disebelah kiri dan kanan frenulum lingua disini terdapat pula lipatan selaput lendir.
            Pada pertengahan flika sublingual ini terdapat saluran dari glandula parotis, sub maklaris dan glandula sub lingualis.
3. Kelenjar Ludah.
      Kelenjar ludah merupakan kelenjar yang mempunyai duktus yang bernama duktus wartoni dan duktus stensoni kelenjar ludah ini ada dua yaitu :
1. Kelenjar ludah bawah rahang (kelenjar submaksilaris) yang terdapat dibawah tulang rahang atas pada bagian tengah.
2. Kelenjar ludah bawah lidah ( kelenjar sublingualis ) yang terdapat disebelah depan dibawah lidah.

Dibawah kelenjar ludah bawah rahang dan kelenjar ludah bawah lidah diantara lipatan bawah lidah bagian bawah dari lidah disebut korunkula sublingualis serta hasil sekresinya berupa kelenjar ludah (saliva) dihasilkan didalam rongga mulut. 
Dalam rongga mulut terdapat tiga kelenjar ludah yaitu :
a. Kelenjar parotis, letaknya dibawah depan dari telinga diantara prosesus mastoid kiri dan kanan os mandibularis, duktusnya duktus stensoni. Duktus ini keluar dari glandula parities menuju kerongga mulut melalui pipi (muskulus buksinator).
b. Kelenjar sublingualis, terletak dibawah rongga mulut bagian belakang, duktusnya bernama duktus wartoni, bermuara dorongga mulut dekat frenulum lingua.
c. Kelenjar submandibularis, letaknya dibawah selaput lendir dasar rongga mulut bermuara didasar rongga mulut. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf – saraf tak sadar. 
semua kelenjar diatas menghasilkan air ludah (saliva) untuk membasahi rongga mulut dan membasahi makanan sehingga makanan mudah ditelan. Air ludah mengandung enzim ptyalin yang identik dengan enzim amylase.



b. FARING

               Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan (esofagus), didalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan kelenjar lemfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi. Disisni terletak bersimpangan antara jalan napas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
               Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana. Keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium.
               Tekak terdiri dari bagian superior = bagian yang sama tinggi dengan hidung. Begian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior =  bagian yang sama tinggi dengan laring.
               Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring mermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga. Bagian media disebut orofaring, bagian ini berbatas ke depan sampai di akar lidah bagian inferior disebut laringofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring.

c. ESOFAGUS
                                                                       9    6     5      2    1
3   4     7    8
gambar 4.
Esofagus (kerongkongan)
Keterangan gambar :
1  : faring                                              6  : kontraksi otot
2  : kerongkngan                                 7  : relaksasi otot
3  : tenggorokan                                    8  : kontraksi otot
4  : makanan                                         9  : lambung.
5  : relaksasi otot         
           
            esophagus adalah suatu saluran panjang dan lunak yang panjangnya kira – kira 10 inci (meluas dari faring sampai kelambung). Saluran ini terleak di posterior trakea dan sebagian besar ditemukan didalam mediasatinum rongga toraks. Esophagus menembus diafragma muscular, dan sebagian kecil dari saluran ini memasuki rongga abdomen sebelum berakhir pada lambung. Di rongga toraks, esophagus dikelilingi oleh adventisia jaringan ikat. Di rongga abdomen, esophagus yang membentuk sorosa dikelilingi oleh mesotelium (suatu epitel gapeng sederhana). Lumen esophagus dilapisi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan keratin. Pada saat saluran ini kosong, lumennya memperlihatkan banyak lipatan longitudinal sementara pada mokusa. Dinding luar esophagus terdiri atas otot rangka dan otot polos (sepertiga atas esophagus), campuran otot rangka dan otot polos (sepertiga tengah esophagus).
            Pada dasarnya dinding kerongkongan (Esofagus) tersusun atas tiga lapisan berikut :
1.      Tunika mukosa yang menghasilkan mucus atau lender
2.      Tunika Submukosa, dimana terdapat jaringan ikat kaloget da elastis, ujung kapiler darah dan ujung saraf.
3.      Tunika muskularis, mengandug otot polos dan jaringan ikat.
Selama melewati kerongkongan, zat makanan tidak mengalami proses pencernaan. Waktu yang diperlukan untuk sampai kelambung + 6 detik. Gerak refleks menelan berlangsung setelah bolus makanan menyentuh dinding hulu kerongkongan yang pada hakikatnya merangsang akhiran – akhiran saraf didalamnya. Rangsangan yang timbul dihantarkan ke otak belakang (medula oblongata) tempat terdapatnya pusat deglutisi. Dari pusat ini keluar rangsangan yang dihantarkan menuju ke otot – otot faring dan sekitarnya. Akibatnya, terjadi bolus dari hulu kerongkongan masuk ke dalam kerongkongan.










d. GASTER (LAMBUNG)
anatomi lambung
gambar 5.
Lambung

               lambung merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai, terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus dan antrum. Lambung terdiri dari bagian atas fundus urteri berhubungan dengan esophagus melalui orifisium pilorik, terletak dibawah diafragma didepan pancreas dan limfa , menempel disebelah kiri fundus urteri.
               Pada permukaan lumina gaster, terlihat banyak pembukaan kecil yang disebut foveola gastrika/ pit gaster. Lubang ini dibentuk oleh epitel lumina yang berinvaginasi ke lamina propria jaringan ikat mukosa dibawahnya. Kelenjar gaster tubular terletak dibawah dan secara langsung bermuara kelubang gaster untuk mengalirkan isinya ke lumen gaster. Lubang gaster meluas melalui lamina propria ke mukosa muskularis.
               Secara anatomi, gaster dibagi menjadi kardia kecil, tempat berakhir esofagus, bagian atas gaster yang berbentuk kubah (fundus), suatu badan bawah (korpus), dan pilorus. Fundus dan korpus menempati dua pertiga lambung yang identik secara histologi. Akibatnya, gaster hanya mempunyai tiga daerah histologis yang berbeda. Fundus dan korpus membentuk bagian mayour gaster yang mukosanya terdiri atas kelenjar gaster (terletak didalam) dan menghasilkan sebagian besar sekresi gaster atau getah untuk pencernaan. Seluruh bagian gaster terdapat ruge, yaitu lipatan longitudinal mukosa dan submukosa. Lipatan ini hanya terdapat sementara saja dan menghilang pada saat gaster mengalami distensi oleh cairan dan material padat.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfingter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfingter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Adapun bagian lambung terdiri dari :
1.      fundus ventrikuli, bagian yang menonjol keatas terletak sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
2.      korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian bawah kurvatula minor.
3.      antrum vilorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk sfingter pilorus.
4.      kuvatula minor, terdapat disebelah kanan lambung terbentuk dari ostium kardiak sampai ke pilorus.
5.      kurvatula mayor, lebih panjang dari kurvatula minor terbentang dari sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli menuju kekanan sampai ke pilorus inferior. Libamentum gastrolienalis terbentang dari bagian atas kurvatula mayor sampai kelimfa.
6.      osteum kardiakum, merupakan tempat dimana esofagus bagian abdomen masuk kelambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorus.

Susunan lapisan dari dalam keluar terdiri dari :
1.      lapisan selaput lendir, apabila lambung ini dikosongkan, lapisan ini akan berlipat – lipat yang disebut rugai.
2.      lapisan otot melingkar (muskulus aurikularis).
3.      lapisan otot miring (muskulus obliqus)
4.      lapisan otot panjang (muskulus longitudinal)
5.      lapisan jaringan ika/ serosa (peritoneum)
Adapun fungsi lambung terdiri atas :
1.      Menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh veristaltik lambung dan getah lambung.
2.      Getah cerna lambung yang dihasilkan ;
a. pepsin fungsinya, memecah putih telur menjadi asam amino ( albumin dan pepton)
b. Asam garam (HCI) fungsinya; mengasamkan makanan, sebagai antiseptic dan desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsinogen.
c. Renin fungsinya, sebagai ragi yangt membekukan susu dan membentuk kasein dari kasinogen (kasinogen dan protein susu)
d. Lapisan lambung; jumlahnya sedikit memecah lemak menjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung. 
               lambung yang berfungsi sebagai gudang makanan, berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting:
·         lendir
·         asam klorida
·         prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein).
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung dan enzim. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini (apakah karena infeksi oleh bakteri helicobacter pylori atau karena aspirin), bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.



Pelepasan asam dirangsang oleh:
·         saraf yang menuju ke lambung
·         gastrin (hormon yang dilepaskan oleh lambung)
·         histamin (zat yang dilepaskan oleh lambung).
Pepsin bertanggungjawab atas pemecahan sekitar 10% protein. Pepsin merupakan satu-satunya enzim yang mencerna kolagen, yang merupakan suatu protein dan kandungan utama dari daging. Hanya beberapa zat yang bisa diserap langsung dari lambung (misalnya alkohol dan aspirin) dan itupun hanya dalam jumlah yang sangat kecil.
               Sekresi getah lambung mulai terjadi pada awal oang makan, bila melihat makanan dan mencium bau makanan maka sekresi lambung akan terangsang. Rasa makanan merangsang sekresi lambung karena kerja saraf sehingga menimbulkan rangsangan kimiawi yang menyebabkan dinding lambung melepaskan hormon.


e. USUS HALUS
Usus Halus
Usus halus (intestinum tenue) merupakan saluran panjang berkelok – kelok, panjangnya kira-kira 5 meter. Usus ini terbentang dari batas lambung sampai kebatas usus besar. Untuk keperluan deskriftip, usus halus dibagi atas 3 bagian : duodenum, jejunum, dan ileum. Peralihan dan perbedaan mikroskopik ketiga segmen sangat sedikit.
Duodenum, disebut juga usus 12 jari panjangnya 25 cm berbentuk sepatu kuda melengkung kekiri pada lengkungan ini terdapat pancreas. Dan bagian kanan duodenum ini terdapat lendir yang membukit disebut papilla vateri. Pada papilla vateri ini bermuara saluran empedu (duktus koledokus) dan saluran pancreas (duktus wirsungi/duktus pankreatikus).
Dinding duodenum mempunyai lapisan mukosa yang banyak mengandung kelenjar, kelenjar ini berfungsi untuk memproduksi getah intestinum. Dinding deudenum terdiri atas empat lapisan: mukosa dengan epitel pelapisnya, lamina propria, dan mukosa muskularis; jaringan ikat submukosa dibawahnya dengan kelenjar duodenal (Brunner) mukosa; kedua lapisan otot polos muskularis eksterna; dan serosa (peritoneum visceral). Lapisan – lapisan ini menyetu dengan lapisan yang serupa pada gaster, usus halus, dan usus besar.
Yeyenum dan ileum mempunyai panjang sekitar + 6 meter. Dua perlima bagian atas adalah (yeyenum) dengan panjang 2 – 3 meter dan ileum dengan panjang 4 – 5 meter. Lekukan yeyenum dan ileum melekat pada dinding abdomen posterior dengan perantaraan lipatan peritonium yang berbentuk kipas terkenal sebagai mesenterium.
Akar mesenterium memungkinkan keluar dan masuknya cabang – cabang ateri dan vena mesentrika superior, pembuluh limfe dan saraf keruang antara 2 lapisan peritonium yang membentuk mesenterium. Sambungan antara yeyenum dan ileum tidak mempunyai batas yang tegas.
Ujung bawah ileum berhubungan dengan seikum dengan perantaraan lubang orifisium ileoseikalis, orifisium ini diperkuat oleh sfinter ileosikalis dan pada bagian ini terdapat katup valvula seikalis atau valvula Baukhini yang berfungsi untuk mencegah cairan dalam kolon asendens tidak masuk kembali ke aliran ileum.
Mukosa usus halus menampakkan usus halus untuk memperluas permukaan absorpsinya. Struktur ini adalah plika sirkularis, vili intestinales, dan mikro vili. Lika sirkularis adalah lipatan atau peninggian mukosa (dengan inti submukosa) permanen, berjalan berpilin dan terjulur kedalam lumen usus; plika yang paling besar terdapat dibagian proksimal usus halus yang merupakan tempat sebagian besar arbsorpsi berlangsung, dan makin mengecil kearah ileum.
 Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui lubang yang disebut sfingter oddi) merupakan bagian yang penting dari proses pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang dihasilkan oleh usus.
Beberapa senti pertama dari lapisan duodenum adalah licin, tetapi sisanya memiliki lipatan-lipatan, tonjolan-tonjolan kecil (vili) dan tonjolan yang lebih kecil (mikrovili). vili dan mikrovili menyebabkan bertambahnya permukaan dari lapisan duodenum, sehingga menambah jumlah zat gizi yang diserap. Sisa dari usus halus, yang terletak dibawah duodenum, terdiri dari jejunum dan ileum. Bagian ini terutama bertanggungjawab atas penyerapan lemak dan zat gizi lainnya. penyerapan ini diperbesar oleh permukaannya yang luas karena terdiri dari lipatan-lipatan, vili dan mikrovili.
Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Kepadatan dari isi usus berubah secara bertahap, seiring dengan perjalanannya melalui usus halus. Di dalam duodenum, air dengan cepat dipompa ke dalam isi usus untuk melarutkan keasaman lambung. Ketika melewati usus halus bagian bawah, isi usus menjadi lebih cair karena mengandung air, lendir dan enzim-enzim pankreatik. Adapun ringkasan absorpsi yang terjadi pada lambung dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel Ringkasan Absorpsi
Sumber makanan
Hasil Akhir Cernaan
Organ Absorpsi
Protein
Asam amino
Dari epitelium masuk ke pembuluh darah dan aliran darah
Lemak
Gliserin dan asam lemak
Dari epitelium vili masuk lakteal dan aliran limfe
Karbohidrat
Mono sakarida
-         Glukosa
-         Leavulosa
-         Galaktosa
Dari epitelium vili dan dinding pembuluh darah masuk aliran darah.

Apadun fungsi usus halus adalah sebagai berikut :
1.      menerima zat – zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler – kapiler darah dan saluran limfe.
2.      Menyerap protein dalam bemtuk asam amino.
3.      Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida.
Didalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang menyempuranakan makanan;
1.      Enterokinase, mengaktifkan enzim proteolitik.
2.      Eripsin menyempurnakan pencernaan protein menjadi asam amino.
a.  Laktase mengubah laktase menjadi monosakarida.
b.  Maltosa mengubah maltosa menjadi monosakarida.
c.  Sukrosa mengubah sukrosa menjadi monosakarida.


f. PANKREAS
               Pankreas merupakan suatu organ berupa kelenjar dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm. Pankreas terbentang dari atas sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua saluran ke duodenum (usus 12 jari). Organ ini dapat diklasifikasikan ke dalam dua bagian yaitu kelenjar endokrin dan eksokrin. Pankreas terdiri dari :
a.   Kepala pankreas
            Merupakan bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum dan yang praktis melingkarinya.
b.   Badan pankreas
         Merupakan bagian utama pada organ itu dan letaknya di belakang lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.

c.   Ekor pankreas  
Merupakan bagian yang runcing di sebelah kiri dan yang sebenarnya menyentuh limpa.

 
Gambar 7.                             Pankreas
Letak Pankreas



      Pada pankreas terdapat dua saluran yang mengalirkan hasil sekresi pankreas ke dalam duodenum :
·         Ductus Wirsung, yang bersatu dengan duktus choledukus, kemudian masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi.
·         Ductus Sartorini, yang lebih kecil langsung masuk ke dalam duodenum di sebelah atas sphincter oddi. Saluran ini memberi petunjuk dari pankreas dan mengosongkan duodenum sekitar 2,5 cm di atas ampulla hepatopankreatik.
      Ada dua jaringan utama yang menyusun pankreas :
    • Asini berfungsi untuk mensekresi getah pecernaan dalam duodenum.
    • Pulau Langerhans
      Pulau Langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76x175 mm dan berdiameter 20 sampai 300 mikron tersebar di seluruh pankreas, walaupun lebih banyak ditemukan di ekor daripada kepala dan badan pankreas. Pulau-pulau ini menyusun 1-2% berat pankreas. Pada manusia terdapat 1-2 juta pulau. Masing-masing memiliki pasokan darah yang besar; dan darah dari pulau Langerhans, seperti darah dari saluran cerna tetapi tidak seperti darah dari organ endokrin lain, mengalir ke vena hepatika. Sel-sel dalam pulau dapat dibagi menjadi beberapa jenis bergantung pada sifat pewarnaan dan morfologinya. Pada manusia paling sedikit terdapat empat jenis sel : sel A (alfa), B (beta), D (delta), dan F. Sel A mensekresikan glukagon, sel B mensekresikan insulin, sel D mensekresikan somastostatin, dan sel F mensekresikan polipeptida pankreas. Sel B yang merupakan sel terbanyak dan membentuk 60-70% sel dalam pulau, umumnya terletak di bagian tengah pulau. Sel-sel ini cenderung dikelilingi oleh sel A yang membentuk 20% dari sel total, serta sel D dan F yang lebih jarang ditemukan. Pulau-pulau yang kaya akan sel A secara embriologis berasal dari tonjolan pankreas dorsal, dan pulau yang kaya akan sel F berasal dari tonjolan pankreas ventral. Kedua tonjolan ini berasal dari tempat yang berbeda di duodenum.
            Granula sel B adalah paket-paket insulin dalam sitoplasma sel. Di dalam sel B molekul insulin membentuk polimer dan juga berikatan dengan seng. Perbedaan dalam bentuk paket mungkin disebabkan perbedaan ukuran agregat seng atau polimer insulin. Granula A yang mengandung glukagon berbentuk relatif seragam dari spesies ke spesies. Sel D juga mengandung banyak granula yang relatif homogen.
      Sel beta yang ada di pulau langerhans memproduksi hormon insulin yang berperan dalam menurunkan kadar glukosa darah dan secara fisiologi memiliki peranan yang berlawanan dengan glukosa. Insulin menurunkan kadar gula darah dengan beberapa cara. Insulin mempercepat transportasi glukosa dari darah ke dalam sel, khususnya serabut otot rangka glukosa masuk ke dalam sel tergantung dari keberadaan reseptor insulin yang ada di permukaan sel target. Insulin juga mempercepat perubahan glukosa menjadi glikogen, menurunkan glycogenolysis dan gluconeogenesis, menstimulasi perubahan glukosa atau zat gizi lainnya ke dalam asam lemak (lipogenesis), dan membantu menstimulasi sintesis protein.
      Pengaturan sekresi insulin seperti sekresi glukagon yaitu langsung ditentukan oleh kadar gula dalam darah dan berdasarkan dari mekanisme umpan balik (feed back negative system). Bagaimana pun hormon lainnya secara tidak langsung juga dapat mempengaruhi produksi insulin. Sebagai contoh hormon pertumbuhan manusia (HGH) meningkatkan kadar glukosa darah dan meningkatnya kadar glukosa mengerakkan (menyebabkan) sekresi insulin. Hormon adrenocorticotropi (ACTH) yang distimulasi oleh sekresi glukocortikoid menghasilkan hyperglikemia dan secara tidak langsung juga menstimulasi pelepasan insulin. Peningkatan  kadar asam amino dalam darah menstimulasi pelepasan insulin. Hormon-hormon pencernaan seperti stomatch dan interstinal gastrin, sekretin, cholecystokinin (CCK) dan Gastric Inhibitory Peptide (GIP) juga menstimulasi sekresi insulin, GHIH (Somatostatin) menghalangi sekresi insulin. 



1. Fungsi Eksokrin Pankreas 
      Getah pankreas mengandung enzim - enzim untuk pencernaan ketiga jenis makanan utama : protein, karbohidrat, dan lemak. Ia juga mengandung ion bikarbonat dalam jumlah besar, yang memegang peranan penting dalam menetralkan kimus asam yang dikeluarkan oleh lambung ke dalam duodenum.
Enzim - enzim proteolitik adalah tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase, ribonuklease, deoksiribonuklease. Tiga enzim petama memecahkan keseluruhan dan secara parsial protein yang dicernakan, sedangkan neklease memecahkan kedua jenis asam nukleat : asam ribonukleat dan deoksinukleat.
      Enzim Pencernaan untuk karbohidrat adalah amilase pankreas, yang menghidrolisis pati, glikogen, dan sebagian besar karbohidrat lain kecuali selulosa untuk membentuk karbohidrat, sedangkan enzim - enzim untuk pencernaan lemak adalah lipase pankreas, yang menghidrolisis lemak netral menjadi gliserol, asam lemak dan kolesterol esterase, yang menyebabkan hidrolisis ester-ester kolesterol.
     Enzim - enzim proteolitik waktu disintesis dalam sel-sel pankreas berada dalam bentuk tidak aktif ; tripsinogen, kimotripsinogen, dan prokarboksipeptidase, yang semuanya secara enzimtik tidak aktif. Zat-zat ini hanya menjadi aktif setelah mereka disekresi ke dalam saluran cerna. Tripsinogen diaktifkan oleh suatu enzim yang dinamakan enterokinase, yang disekresi oleh mukosa usus ketike kimus mengadakan kontak dengan mukosa. Tripsinogen juga dapat diaktifkan oleh tripsin yang telah dibentuk. Kimotripsinogen diaktifkan oleh tripsin menjadi kimotripsin, dan prokarboksipeptidase diaktifkan dengan beberapa cara yang sama.
Penting bagi enzim - enzim proteolitik getah pankreas tidak diaktifkan sampai mereka disekresi ke dalam usus halus, karena tripsin dan enzim - enzim lain akan mencernakan pankreas sendiri. Sel-sel yang sama, yang mensekresi enzim - enzim proteolitik ke dalam asinus pankreas serentak juga mensekresikan tripsin inhibitor. Zat ini disimpan dalam sitoplasma sl-sel kelenjar sekitar granula-granula enzim, dan mencegah pengaktifan tripsin di dalam sel sekretoris dan dalam asinus dan duktus pankreas.
      Bila pankreas rusak berat atau bila saluran terhambat, sjumlah besar sekret pankreas tertimbun dalam daerah yang rusak dari pankreas. Dalam keadaan ini, efek tripsin inhibitor kadang-kadang kewalahan, dan dalam keadaan ini sekret pankreas dengan cepat diaktifkan dan secara harfiah mencernakan seluruh pankreas dalam beberapa jam, menimbulkan keadaan yang dinamakan pankreatitis akuta. Hal ini sering menimbulkan kematian karena sering diikuti syok, dan bila tidak mematikan dapat mengakibatkan insufisiensi pankreas selama hidup.
Enzim - enzim getah pankreas seluruhnya disekresi oleh asinus kelenjar pankreas. Namun dua unsur getah pankreas lainnya, air dan ion bikarbonat, terutama disekresi oleh sel-sel epitel duktulus-duktulus kecil yang terletak di depan asinus khusus yang berasal dari duktulus. Bila pankreas dirangsang untuk mengsekresi getah pankreas dalam jumlah besar – yaitu air dan ion bikarbonat dalam jumlah besar – konsentrasi ion bikarbonat dapat meningkat sampai 145 mEq/liter. 
Pancreatic juice
      Setiap hari pankreas menghasilkan 1200-1500 ml pancreatic juice, cairan jernih yang tidak berwarna. Pancreatic juice paling banyak mengandung air, beberapa garam, sodium bikarbonat, dan enzim - enzim. Sodium bikarbonat memberi sedikit pH alkalin (7,1-8,2) pada pancreatic juice sehingga menghentikan gerak pepsin dari lambung dan menciptakan lingkungan yang sesuai bagi enzim - enzim dalam usus halus. Enzim - enzim dalam pancreatic juice termasuk enzim pencernaan karbohidrat bernama pankreatik amilase; beberapa enzim pencernaan protein dinamakan tripsin, kimotripsin, karboksipeptidase; enzim pencernaan lemak yang utama dalam tubuh orang dewasa dinamakan pankreatik lipase; enzim pencernaan asam nukleat dinamakan ribonuklease dan deoksiribonuklease.
            Seperti pepsin yang diproduksikan dalam perut dengan bentuk inaktifnya atau pepsinogen, begitu pula enzim pencernaan protein dari pankreas. Hal ini mencegah enzim - enzim dari sel-sel pencernaan pankreas. Enzim tripsin yang aktif disekresikan dalam bentuk inaktif dinamakan tripsinogen. Aktivasinya untuk  tripsin diselesaikan dalam usus halus oleh suatu enzim yang disekresikan oleh  mukosa usus halus ketika bubur chyme ini tiba dalam kontak dengan mukosa. Enzim aktivasi dinamakan enterokinase. Kimotripsin diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin dari bentuk inaktifnya, kimotripsinogen. Karboksipeptidase juga diaktivasi dalam usus halus oleh tripsin. Bentuk inaktifnya dinamakan prokarboksipeptidase. 
Pengaturan sekresi pankreas
            Pengaturan syaraf. Bila fase sefalik dan gastrik sekresi lambung terjadi, impuls parasimpatis secara serentak dihantarkan sepanjang nervus vagus ke pankreas, mengakibatkan sekresi enzim - enzim dalam jumlah moderat ke dalam asinus pankreas. akan tetapi sekret dalam jumlah sedikit mengalir melalui duktus pankreas ke usus karena sedikit air dan elektrolit disekresi bersama dengan enzim. Oleh karena itu, sebagian besar enzim untuk sementara disimpan dalam asinus.
            Pengaturan hormonal. Setelah makanan masuk usus halus, sekresi pankreas menjadi banyak, terutama akibat respon hormon sekretin. Dan kolesistokinin menyebabkan peningkatan sekresi enzim dalam jumlah besar.
Sekretin merupakan suatu polipeptida yang mengandung 27 asam amino yang terdapat dalam mukosa usus halus bagian atas dalam bentuk tidak aktif prosekretin. Bila kimus masuk usus ia menyebabkan pengeluaran dan pengaktifan sekretin yang selanjutnya diarbsobsi dalam darah. Sekretin menyebabkan pankreas mengsekresi cairan dalam jumlah besar yang mengandung konsentrasi ion bikarbonat yang tinggi tetapi konsentrasi ion klorida rendah. Aliran yang banyak ini dinamakan sekresi hidrelatik, karena cairan terdiri terutama atas larutan tipis yang encer dan hampir tidak mengandung enzim.
            Sekretin memiliki peranan yang penting karena dua alasan : pertama, sekretin khususnya dikeluarkan dalam mukosa usus halus setiap saat di mana pH duodenum di bawah 4,0 sampai 5,0. hal ini menyebabkan getah pankreas yang mengandung banyak natrium bikarbonat dalam jumlah besar disekresi yang mengakibatkan reaksi di duodenum :
HCl  +  NaHCO3                   NaCl   +   H2CO3            
Kedua, sekresi bikarbonat oleh pankreas adalah untuk memberikan pH yang sesuai bagi kerja-kerja enzim pankreas. semua fungsi optimal enzim pankreas bekerja pada medium yang sedikit alkali atau netral. pH sekresi hidrelatik sekitar 8,0.
            Kolesistokinin adalah suatu polipeptida yang mengandung 33 asam amino disekresi dari mukosa. Sekresi isi khususnya berasal dari adanya proteosa dan pepton yang merupakan hasil pencernaan parsial protein dan dari lemak; akan tetapi asam juga akan menyebabkan pengeluara kolisistokinin dalam jumlah lebih sedikit. Kolesistokinin masuk ke dalam darah dan menuju ke pankreas tetapi sebagai ganti sekresi hidrelatik, menyebabkan sekresi enzim - enzim pencernaan dalam jumlah besar yang efeknya sama seperti perangsangan vagus. Jenis sekresi ini dinamakan sekresi ekbolik. 

2. Fungsi Endokrin Pankreas 
      Tersebar di antara alveoli pankreas, terdapat kelompok-kelompok kecil sel epitelium yang jelas terpisah dan nyata. Kelompok ini adalah pulau-pulau kecil/ kepulauan Langerhans yang bersama-sama membentuk organ endokrin. 
Hormon-hormon yang dihasilkan :
o        Insulin
            Insulin adalah suatu polipeptida yang mengandung dua rantai asam amino  yang dihubungkan oleh jembatan disulfida. Terdapat perbedaan kecil dalam  komposisi asam amino molekul dari satu spesies ke spesies lain. Perbedaan ini  biasanya tidak cukup besar untuk dapat mempengaruhi aktivitas biologi suatu  insulin pada spesies heterolog tetapi cukup besar untuk menyebabkan insulin  bersifat antigenik. Insulin dibentuk di retikulum endoplasma sel B. Insulin  kemudian dipindahkan ke aparatus golgi, tempat ia mengalami pengemasan  dalam granula-granula berlapis membran. Granula-granula ini bergerak ke  dinding sel melalui suatu proses yang melibatkan mikrotubulus dan membran  granula berfusi dengan membran sel, mengeluarkan insulin ke eksterior melalui eksositosis. Insulin kemudian melintasi lamina basalis sel B serta kapiler dan endotel kapiler yang berpori mencapai aliran darah.
            Waktu paruh insulin dalam sirkulasi pada manusia adalah sekitar 5 menit.  Insulin berikatan dengan reseptor insulin lalu mengalami internalisasi. Insulin  dirusak dalam endosom yang terbentuk melalui proses endositosis. Enzim utama  yang berperan adalah insulin protease, suatu enzim di membran sel yang  mengalami internalisasi bersama insulin.
            Efek faali insulin bersifat luas dan kompleks. Efek-efek tersebut biasanya  dibagi menjadi efek cepat, menengah dan lambat.
a.       Efek cepat (detik)
            Peningkatan transpor glukosa, asam amino dan K+ ke dalam sel peka     insulin.
b.      Efek menengah (menit)
            Stimulasi sintesis protein, penghambatan pemecahan protein, pengaktifan  glikogen sintetase dan enzim - enzim glikolitik, penghambatan fosforilase dan  enzim - enzim glukoneogenik.
c.       Efek lambat (jam)
            Peningkatan mRNA enzim lipogenik dan enzim lain.
Efek insulin pada berbagai jaringan
Jaringan
Efek
Jaringan Adiposa
Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis asam lemak
Meningkatkan sintesis gliserol fospat
Menungkatkan pengendapan trigliserida
Mengaktifkan lipoprotein lipase
Menghambat lipase peka hormon
Meningkatkan ambilan K+
Otot
Meningkatkan masuknya glukosa
Meningkatkan sintesis glikogen
Meningkatkan ambilan asam amino
Meningkatkan sintesis protein di ribosom
Menurunkan katabolisme protein
Menurunkan pelepasanasam-asam amino glukoneogenik
Meningkatkan ambilan keton
Meningkatkan ambilan K+
Hati
Menurunkan ketogenesis
Meningkatkan sintesis protein
Meningkatkan sintesis lemak
Menurunkan pengeluaran glukosa akibat penurunan glukoneogenesis dan peningkatan sintesis glukosa
Umum
Meningkatkan pertumbuhan sel

      Pada orang normal, pankreas mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan jumlah insulin yang dihasilkan dengan intake karbohidrat, tetapi pada penderita diabetes fungsi pengaturan ini hilang sama sekali.
      Pengaturan fisiologis kadar glukosa darah sebagian besar tergantung dari:
·         Ekstraksi glukosa
·         Sintesis glikogen, dan
·         Glikogenesis
      Semua peristiwa di atas terjadi di dalam hati. Konsentrasi gula darah yang konstan perlu dipertahankan karena glukosa merupakan satu-satunya zat gizi yang dapat digunakan oleh otak, retina dan epitel germaninativum dalam jumlah cukup untuk menyuplai energi mereka sesuai dengan yang dibutuhkannya. Oleh karena itu, perlu mempertahankan konsentrasi glukosa darah pada kadar yang seimbang.
      Setelah masuk ke dalam tubuh, zat gula akan diedarkan ke seluruh sel tubuh melalui aliran darah. Kelebihan zat gula karena kurangnya aktivitas akan disimpan oleh tubuh. Bagi mereka yang kurang melakukan aktivitas seperti jarang berolahraga, kelebihan zat gula tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak. Sedangkan bagi orang yang sering beraktivitas akan disimpan dalam bentuk otot seperti pada atlet binaragawan. Proses pengubahan zat gula yang ada dalam darah menjadi lemak atau otot terjadi dengan bantuan hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas. Jadi hormon insulin bertugas untuk mendeteksi apabila kadar gula dalam darah tinggi karena belum dibutuhkan oleh tubuh, yang akan diturunkan dengan cara mengubahnya menjadi otot dan lemak. Sebaliknya bila zat gula dalam dibutuhkan oleh tubuh (karena adanya suatu aktivitas) dan sementara belum ada masukan zat gula melalui makanan maka hormon glukagon akan merombak lemak tubuh atau otot menjadi zat gula yang selanjutnya bisa digunakan untuk menghasilkan tenaga. 
      Seperti telah disinggung sebelumnya, insulin merupakan suatu hormon yang dihasilkan oleh sel beta di pankreas. Insulin berfungsi untuk meningkatkan penyimpanan karbohidrat, lemak dan protein. Hormon ini bertanggung jawab untuk proses glikogenesis, yaitu perubahan glukosa menjadi glikogen dalam hati dan otot, serta menyebabkan lipogenesis, yaitu pembentukan trigliserida dan lemak. Ia juga menghambat pemecahan lemak dan meningkatkan penghasilan glukosa dalam hati. Malfungsi insulin dapat mengakibatkan terjadinya diabetes mellitus.
o        Glukagon
            Molekul glukagon adalah polipepida rantai lurus yang mengandung 29n residu asam amino dan memiliki molekul 3485. Glukagon merupakan hasil dari sel-sel alfa, yang mempunyai prinsip aktivitas fisiologis meningkatkan kadar glukosa darah. Glukagon melakukan hal ini  dengan mempercepat konversi dari glikogen dalam hati dari nutrisi-nutrisi lain,  seperti asam amino, gliserol, dan asam laktat, menjadi glukosa (glukoneogenesis). Kemudian hati mengeluarkan glukosa ke dalam darah, dan kadar gula darah meningkat. Sekresi dari glukagon secara langsung dikontrol oleh kadar gula darah melalui sistem feed-back negative. Ketika kadar gula darah menurun sampai di bawah normal, sensor-sensor kimia dalam sel-sel alfa dari pulau Langerhans merangsang sel-sel untuk mensekresikan glukagon. Ketika gula darah meningkat, tidak lama lagi sel-sel akan dirangsang dan produksinya diperlambat. Jika untuk beberapa alasan perlengkapan regulasi diri gagal dan sel-sel alfa mensekresikan glukagon secara berkelanjutan, hiperglikemia (kadar gula darah yang tinggi) bisa terjadi. Olah raga dan konsumsi makanan yang mengandung protein bisa meningkatkan kadar asam amino darah juga menyebabkan peningkatan sekresi glukagon. Sekresi glukagon dihambat oleh GHIH (somatostatin).
            Glukagon kehilangan aktivitas biologiknya apabila diperfusi melewati hati atau apabila diinkubasi dengan ekstrak hati, ginjal atau otot. Glukagon juga diinaktifkan oleh inkubasi dengan darah. Indikasinya ialah bahwa glukagon dihancurkan oleh sistem enzim yang sama dengan sistem yang menghancurkan insulin dan protein-protein lain. 
o        Somatostatin
            Somatostatin dijumpai di sel D pulau langerhans pankreas. Somatostatin  menghambat sekresi insulin, glukagon, dan polipeptida pankreas dan mungkin  bekerja lokal di dalam pulau-pulau pankreas. Penderita tumor pankreas  somatostatin mengalami hiperglikemia dan gejala-gejala diabetes lain yang  menghilang setelah tumor diangkat. Para pasien tersebut juga mengalami  dispepsia akibat lambatnya pengosongan lambung dan penurunan sekresi asam lambung, dan batu empedu, yang tercetus oleh penurunan kontraksi kandung empedu akibat inhibisi sekresi CCK. Sekresi somatostatin pankreas meningkat oleh beberapa rangsangan yang juga merangsang sekresi insulin, yakni glukosa dan asam amino, terutama arginin dan leusin. Sekresi juga ditingkatkan oleh CCK. Somatostatin dikeluarkan dari pankreas dan saluran cerna ke dalam darah perifer.
o        Polipeptida pankreas
Polipeptida pankreas manusia merupakan suatu polipeptida linear yang dibentuk oleh sel F pulau langerhans. Hormon ini berkaitan erat dengan polipeptida YY (PYY), yang ditemukan di usus dan mungkin hormon saluran cerna; dan neuropeptida Y, yang ditemukan di otak dan sistem saraf otonom. Sekresinya meningkat oleh makanan yang mengandung protein, puasa, olahraga, dan hipoglikemia akut. Sekresinya menurun oleh somatostatin dan glukosa intravena. Pemberian infus leusin, arginin, dan alanin tidak mempengaruhinya, sehingga efek stimulasi makanan berprotein mungkin diperantarai secara tidak langsung. Pada manusia, polipeptida pankreas memperlambat penyerapan makanan, dan hormon ini mungkin memperkecil fluktuasi dalam penyerapan. Namun, fungsi faali sebenarnya  masih belum diketahui.  
 g. HATI

Hati merupakan sebuah organ yang besar dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan. Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah. Darah diolah dalam 2 cara:
-         Bakteri dan partikel asing lainnya yang diserap dari usus dibuang
-         Berbagai zat gizi yang diserap dari usus selanjutnya dipecah sehingga dapat digunakan oleh tubuh.


gambar .9 Hati

Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum. Hati menghasilkan sekitar separuh dari seluruh kolesterol dalam tubuh, sisanya berasal dari makanan. Sekitar 80% kolesterol yang dihasilkan di hati digunakan untuk membuat empedu. Hati juga menghasilkan empedu, yang disimpan di dalam kandung empedu.
 h. KANDUNG EMPEDU DAN SALURAN EMPEDU

Empedu mengalir dari hati melalui duktus hepatikus kiri dan kanan, yang selanjutnya bergabung membentuk duktus hepatikus umum. Saluran ini kemudian bergabung dengan sebuah saluran yang berasal dari kandung empedu (duktus sistikus) untuk membentuk saluran empedu umum. Duktus pankreatikus bergabung dengan saluran empedu umum dan masuk ke dalam duodenum.
Sebelum makan, garam-garam empedu menumpuk di dalam kandung empedu dan hanya sedikit empedu yang mengalir dari hati. Makanan di dalam duodenum memicu serangkaian sinyal hormonal dan sinyal saraf sehingga kandung empedu berkontraksi. Sebagai akibatnya, empedu mengalir ke dalam duodenum dan bercampur dengan makanan.
Empedu memiliki 2 fungsi penting:
-         membantu pencernaan dan penyerapan lemak
-         berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama hemoglobin yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.

Secara spesifik empedu berperan dalam berbagai proses berikut:
-         garam empedu meningkatkan kelarutan kolesterol, lemak dan vitamin yang larut dalam lemak untuk membantu proses penyerapan
-         garam empedu merangsang pelepasan air oleh usus besar untuk membantu menggerakkan isinya
-         bilirubin (pigmen utama dari empedu) dibuang ke dalam empedu sebagai limbah dari sel darah merah yang dihancurkan
-         obat dan limbah lainnya dibuang dalam empedu dan selanjutnya dibuang dari tubuh
-         berbagai protein yang berperan dalam fungsi empedu dibuang di dalam empedu.

garam empedu kembali diserap ke dalam usus halus, disuling oleh hati dan dialirkan kembali ke dalam empedu. Sirkulasi ini dikenal sebagai sirkulasi enterohepatik. Seluruh garam empedu di dalam tubuh mengalami sirkulasi sebanyak 10-12 kali/hari. dalam setiap sirkulasi, sejumlah kecil garam empedu masuk ke dalam usus besar (kolon). Di dalam kolon, bakteri memecah garam empedu menjadi berbagai unsur pokok. beberapa dari unsur pokok ini diserap kembali dan sisanya dibuang bersama tinja.


i. USUS BESAR (KOLON)
               usus besar terdapat diantara anus dan ujung terminal ileum. Usus besar terdiri atas segmen :
-         kolon asendens (kanan)
-          kolon transversum
-          kolon desendens (kiri)
-          kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
apendiks (usus buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Sisa makanan dan yang tidak dicerna dan tidak diabsorpsi didalam usus halus didorong kedalam usus besar oleh gerakan veristaltik kuat otot muskularis eksterna usus halus. Residu yang memasuki usus besar itu berbentuk semi cair; saat mencapai bagia akhir usus besar, residu ini telah menjadi semi solid sebagaimana feses umumnya. Meskipun terdapat diusus halus, sel-sel goblet pada epitel usus besar jauh lebih banyak dibandingkan dengan diusus halus. Sel goblet ini juga bertambah dari bagian sekum kekolon sigmoid. Usus besar tidak memiliki plika sirkularis maupun vili intestinales, dan kelenjar usus/ intestinal terletak lebih dalam dari pada di usus halus. Kelenjar intestinal usus besar juga tidak memiliki sel paneth, namun memiliki baebagai sel enteroendokrin (APUD).
               Kolon memiliki lapisan epitel, jaringan ikat, dan otot polos pada dindingnya, serupa dengan lapisan pada usus halus. Mukosa terdiri atas epitel selaput silindris kelenjar intestinal, lamina propria, dan muskularis mukosa. Submukosa dibawahnya mengandung sel dan serat jaringan ikat, berbagai pembuluh darah dan saraf. Tanpa kedua lapisan otot polos bimuskularis eksterna. Serosa ( teritonium viseral dan mesenterium ) manutupi daerah kolon transversum dan kolon sigmoid. Adanya sejumlah modifikasi nyata pada kolon memberikan perbedaan dengan bagian lain saluran cerna.
               Berbeda dengan usus halus kolon tidak memiliki vili atau plika sirkularis akibatnya, permukaan lumen mukosa kolon tampak licin. Namun bila kolon tidak diregangkan, mukosa serta sub mukosanya terlihat berlipat – lipat yang bersifat sementara. Didalam lamina propria dan submukosa dinding kolon dapat dijumpai limfonoduli berbagai ukuran.
               Lapisan otot polos muskularis eksternal kolon juga mngalami modifikasi. Lapisan sirkular dalam utuh, sedangkan lapisan longitudinal luar otot polos terbagi dalam tiga utainan besar memanjang yang disebut taimiakoli dibagian lain dinding kolon, terdapat selapis tipis lapisan otot longitudinal luar diantara taimiakoli; lapisan ini sering tidak utuh. Sel – sel ganglion parasipatis pleksus saraf mienterikus (uaerbach) terdapat diantara kedua lapisan otot muskularis eksternal.
               Baik kolon transversum maupun kolon sigmoid melekat kedinding tubuh oleh mesenterium. Oleh karena itu, serosa menjadi lapisan terluar pada kedua bgian kolon ini. Didalam mesenterium terdapat jaringan ikat longgar, sel – sel lemak, pembuluh darah, dan saraf.
               Seikum, dibawah seikum terdapat appendiks yermiformis yang berbentuk seperti cacing sehingga disebut juga umbai cacing, yang panjangnya 6 cm. Seluruhnya ditutupi oleh peritonium mudah bergerak walaupun tidak mempunyai mesenterium dan dapat diraba melalui dinding abdomen pada orang yang masih hidup.
               Kolon asendens, panjangnya 13 cm, terletak dibawah abdomen sebelah kanan membujur keatas dari ileum kebawah hati. Dibawah hati melengkung kekiri, lengkungan ini disebut fleksura hepatika, dilanjutkan sebagai kolon transversum.
               Appendiks (usus buntu) bagian dai usus besar yang muncul seperti corong cari akhir seikum mempunyai pintu keluar yang seperti tapi masih memungkinkan dapat dilewati oleh beberapa isi usus. Appendiks tergantung menyilang pada linea terminalis masuk kedalam rongga velvis minor terletak horizontal dibelakang seikum. Sebagai suatu organ pertahanan terhadap infeksi kadang appendiks bereaksi secara hebat dan heperaktif yang bisa menimbulkan perforasi dindingnya kedalam rongga abdomen.
               Kolon tansversum, panjangnya + 38 cm, membujur dari kolon asendens sampai kekolon desendens berada dibawah abdomen, sebelah kanan terdapat fleksura hepatika dan sebelah kiri terdapat fleksura lienalis.
               Kolon desendens, + 25 cm, terletak dibawah abdomen bagian kiri membujur dari atas kebawah dari fleksura lienalis sampai kedepan ileum kiri, bersambung dengan kolon sigmoid.
               Kolon sigmoid, merupakan lanjutan dari kolon desendens terletak miring, dalam rongga velvilis sebelah kiri bentuknya menyerupai huruf s, ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.  
Usus besar menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi. Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin k. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus besar. akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.

j. REKTUM DAN ANUS

Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar.orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda buang air besar.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lainnya dari usus. Suatu cincin berotot (sfingter ani) menjaga agar anus tetap tertutup.
 
 
E. PROSES PENCERNAAN MANAKAN

Makanan yang kita makan pertama masuk ke mulut yang kemudian menjadi halus karena telah dikunyah dengan geligi kita dengan dibantu oleh kelenjar ludah. Setelah halus barulah dapat kita telan dengan cepat melalui bagian bawah tekak dan kerongkongan. Kerongkongan bentuknya seperti pipa yang panjangnya pada orang dewasa kira-kira 25 cm. Pangkalnya adalah dileher, dibelakang tenggorok, kemudian di daerah dada di belakang jantung, menembus sekat rongga badan di depan tulang belakang dan bermuara dalam lambung. Lambung merupakan saluran pencernaan makanan yang melebar seperti kantong, terletak di bagian atas rongga perut sebelah kiri, dan bagian lainnya tertutup oleh hati, usus besar dan limpa. Makanan yang ditelan terkumpul dalam lambung dan bercampur dengan getah lambung, sehingga makanan menjadi encer seperti bubur. Jalan keluar lambung tertutup rapat karena tebalnya lapisan otot lingkar yang sewaktu-waktu terbuka untuk melewatkan bubur makanan sedikit demi sedikit ke dalam usus halus. Bagian pertama dari usus halus adalah usus dua belas jari, yang melengkung seperti ladam. Panjangnya kira-kira 30 cm. Di usus halus ini bermuara pipa-pipa penyalur dari hati dan dari kelenjar ludah perut.
Hati adalah alat yang besar, terletak di bawah sekat rongga badan dan mengisi sebagian besar bagian atas rongga perut sebelah kanan. Hati membuat empedu yang terkumpul dalam kantung empedu. Empedu tersebut menjadi kental karena airnya diserap kembali oleh dinding kandung empedu. Pada waktu tertentu, empedu dipompakan ke dalam usus dua belas jari melalui pipa empedu.
Kelenjar ludah perut yang dikenal dengan sebutan Pankreas adalah sebuah alat yang panjang melintang pada dinding belakang perut dan berjalan ke kiri sampai pada limpa. Ujungnya terletak dalam lengkung usus dua belas jari. Pipa keluarnya bermuara di dalam usus dua belas jari bersama dengan pipa empedu (sebagian jaringan kelenjar ludah perut yang tersebar diseluruh alat tersebut, mempunyai bentuk yang lain dan getahnya yaitu insulin dicurahkan langsung kedalam darah, karena itu maka jaringan demikian diberi nama kelenjar buntu. Bubur makanan yang keluar dari lambung dan masuk ke dalam usus halus bercampur dengan empedu dan getah kelenjar ludah perut sehingga pencernaan makanan berlangsung terus. Bubur makanan itu disiapkan untuk diserap zat-zat makanannya oleh dinding usus. Penyerapan ini juga terjadi pada usus halus lainnya, yang terletak berliku-liku dalam rongga perut bagian bawah.
Seluruh usus halus panjangnya beberapa meter. Ujungnya bermuara ke dalam sisi usus besar sehingga terbentuk usus buntu, yaitu satu bagian pendek usus besar yang buntu. Disebelah kanan dalam rongga perut terdapat usus besar naik, dalam rongga perut sebelah atas terdapat lanjutannya sebagai usus besar melintang dan dalam rongga perut sebelah kiri dijumpai usus besar turun yang berlanjut sebagai usus besar bentuk "S". Usus ini kemudian menjadi poros usus. Di dalam usus besar sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna lagi menjadi kental, karena airnya diserap kembali oleh dinding usus besar. Kemudian sisa makanan tersebut sampai kedalam poros usus yang terletak pada dinding belakang panggul kecil. Bagian bawah poros usus itu akhirnya bermuara pada lubang dubur yang nantinya dikeluarkan.
 

F. GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN
      Adapun beberapa gangguan yang bisa terjadi pada system pencernaan manusia adalah sebagai berikut :
• Apendikitis
Þ
Radang usus buntu.
• Diare
Þ
Feses yang sangat cair akibat peristaltik yang terlalu cepat.
• Kontipasi (Sembelit)
Þ
Kesukaran dalam proses Defekasi (buang air besar)
• Maldigesti
Þ
Terlalu banyak makan atau makan suatu zat yang merangsang lambung.
• Parotitis
Þ
Infeksi pada kelenjar parotis disebut juga Gondong
• Tukak Lambung/Maag
      Þ
"Radang" pada dinding lambung, umumnya diakibatkan infeksi Helicobacter pylori
• Xerostomia
Þ
Produksi air liur yang sangat sedikit

Gangguan pada sistem pencernaan makanan dapat disebabkan oleh pola makan yang salah, infeksi bakteri, dan kelainan alat pencernaan. Di antara gangguan-gangguan ini adalah diare, sembelit, tukak lambung, peritonitis, kolik, sampai pada infeksi usus buntu (apendisitis).

1. Diare
Apabila kim dari perut mengalir ke usus terlalu cepat maka defekasi menjadi lebih sering dengan feses yang mengandung banyak air. Keadaan seperti ini disebut diare. Penyebab diare antara lain ansietas (stres), makanan tertentu, atau organisme perusak yang melukai dinding usus. Diare dalam waktu lama menyebabkan hilangnya air dan garam-garam mineral, sehingga terjadi dehidrasi.


2. Konstipasi (Sembelit)
Sembelit terjadi jika kim masuk ke usus dengan sangat lambat. Akibatnya, air terlalu banyak diserap usus, maka feses menjadi keras dan kering. Sembelit ini disebabkan karena kurang mengkonsumsi makanan yang berupa tumbuhan berserat dan banyak mengkonsumsi daging.

3. Tukak Lambung (Ulkus)
Dinding lambung diselubungi mukus yang di dalamnya juga terkandung enzim. Jika pertahanan mukus rusak, enzim pencernaan akan memakan bagian-bagian kecil dari lapisan permukaan lambung. Hasil dari kegiatan ini adalah terjadinya tukak lambung. Tukak lambung menyebabkan berlubangnya dinding lambung sehingga isi lambung jatuh di rongga perut. Sebagian besar tukak lambung ini disebabkan oleh infeksi bakteri jenis tertentu.
Beberapa gangguan lain pada sistem pencernaan antara lain sebagai berikut: Peritonitis; merupakan peradangan pada selaput perut (peritonium). Gangguan lain adalah salah cerna akibat makan makanan yang merangsang lambung, seperti alkohol dan cabe yang mengakibatkan rasa nyeri yang disebut kolik. Sedangkan produksi HCl yang berlebihan dapat menyebabkan terjadinya gesekan pada dinding lambung dan usus halus, sehingga timbul rasa nyeri yang disebut tukak lambung. Gesekan akan lebih parah kalau lambung dalam keadaan kosong akibat makan tidak teratur yang pada akhirnya akan mengakibatkan pendarahan pada lambung. Gangguan lain pada lambung adalah gastritis atau peradangan pada lambung. Dapat pula apendiks terinfeksi sehingga terjadi peradangan yang disebut apendisitis.
4. Kanker Usus Halus.
a. Tumor Jinak
 Tumor jinak pada usus halus meliputi:
·        Lipoma (sel-sel lemak)
·         Neurofibroma (sel-sel saraf)
·         Fibroma (jaringan ikat)
·         Leiomioma (sel-sel otot).
Kebanyakan tumor jinak tidak menyebabkan gejala. Tetapi tumor yang berukuran besar bisa menyebabkan terdapatnya darah salam tinja, penyumbatan usus (sebagian atau total), atau penjeratan usus bila satu bagian usus masuk ke usus yang berada di depannya (intususepsi).

0 comments:

Post a Comment